Buka Layar

Karya Kita, Diri Kita

Tabumania, sebuah karya apapun itu bisa menjadi sebuah identitas diri. Karya bahkan bisa menjadi modal kepercayaan diri. Termasuk bagi kawan-kawan transgender.

Kevin, seorang translaki-laki asal Surabaya yang bekerja di bidang media sosial dan fotografi ini mengatakan melalui foto ia bisa mengekspresikan perasaan (feeling). Subyek fotografinya beragam; mulai dari manusia, pantai, matahari terbenam (sunset), makanan bahkan kucing. “Saya belajar fotografi sejak 2018. Saat itu saya beli kamera mirrorless lawas. Setelah itu saya mulai banyak foto. Mulai banyak yang minta bantuan buat foto.”kata Kevin.

Lain lagi dengan Jeje Bahri, seorang transpuan yang berprofesi sebagai illustrator dan desainer grafis. Jeje sudah menjalani profesi tersebut setidaknya dalam setahun terakhir, sejak ia lulus kuliah. Bekerja di bidang seni visual telah menjadi salah satu impian terbesarnya sejak kecil. “Ditambah, sudah suatu kebanggaan tersendiri bagiku untuk bisa menghidupi diri sendiri dengan berkarir di bidang yang aku senangi sedari kecil. Apalagi kalau diingat-ingat, dulu ketertarikanku terhadap keilmuan seni visual cenderung sering diremehkan, sehingga rasanya melegakan saat aku juga bisa membuktikan bahwa seni visual tetap bisa membuatku bertahan hidup. Bahkan sedikitnya membantu orang-orang terdekat.”kata Jeje.

Jeje mengaku tidak jarang menggunakan kemampuannya dalam bidang seni visual sebagai media menyampaikan aspirasi, pikiran dan cerita tentang dirinya. “Dulu, aku seringkali menggambar di buku catatanku sebagai bentuk curahan hati yang pada akhirnya menjadi suatu rangkaian cerita tersendiri. Namun, saat ini aku seringkali menggunakan profesiku untuk menyampaikan informasi dan meningkatkan pemahaman orang-orang umum terhadap isu-isu feminisme dan isu-isu yang seringkali ditabukan oleh banyak orang, termasuk isu LGBTIQ+ tentunya.”jelas Jeje.

Dalam menciptakan sebuah karya, baik Kevin maupun Jeje memiliki proses kreatif masing-masing. Mereka memiliki momen berkesan dengan karya-karya mereka. Misalnya Kevin, per tanggal 20 November ini mengikuti sebuah pameran fotografi di Historia Jakarta bersama kbr.id. Ia menuturkan bahwa pameran tersebut membuat foto story bagi kawan-kawan queer. Dalam proses kreatifnya ia mengikuti workshop terlebih dahulu. Sebelumnya dalam membuat karya-karya fotografi Kevin mengaku belum pernah mendapatkan mentor. Makanya pameran tersebut cukup berkesan baginya. “Awalnya saya bingung yang jadi subyek foto saya itu siapa. Akhirnya saya memilih yang jadi subyek foto itu transmen karena transmen belum ada suaranya. Saya mengambil subyek diri saya sendiri, berdasarkan pengalaman-pengalaman sendiri, saya berkontemplasi sendiri” jelas Kevin.

Salah satu hasil jepretan Kevin

Sementara itu Jeje menceritakan proses kreatif salah satu karya koleksi fashion design yang berjudul “Roro Mendoet”. Karyanya tersebut merupakan karya akademis yang terinspirasi tokoh Roro Mendut. Roro Mendut merupakan symbol kekuatan perempuan dan femininity. “Pada dasarnya, aku mencoba mengangkat isu feminisme lewat desain busana yang aku ciptakan. Dalam prosesnya, ada beberapa tahapan kreatif yang aku lewati, seperti; pertama, deep research mengenai karakter Roro Mendut, latar belakang kisahnya, portrayal (penggambaran) Roro Mendut di media masa kini dan mengobservasi visual yang mengitari tokoh tersebut. Kedua, aku membuat banyak opsi desain fashion yang sebisa mungkin menggambarkan karakter yang aku angkat. Berikutnya, aku akan melakukan research terhadap vendor dan supplier bahan-bahan yang aku butuhkan untuk melakukan tahap finishing terhadap koleksiku. Lalu setelah semua tahapan tersebut terlewati, aku akhirnya mengemas branding dan visualisasi dari karya tersebut dalam bentuk fotografi dan videografi.”ungkap Jeje.

Koleksi fashion design “Roro Mendoet” karya Jeje.

Agar dapat dinikmati orang lain, sebuah karya perlu didistribusikan dengan tepat sehingga pesan dalam karya-karya tersebut dapat tersampaikan. Kevin menggunakan akun instragramnya sebagai media mengenalkan karya-karya fotografinya. Selain itu juga media sosial klien-kliennya. Sedangkan Jeje menggunakan situs Behance. Karya Jeje bisa ditemui dengan mengetikkan nama “Jeje Bahri” di mesin pencarian situs tersebut. “Selain itu karya-karyaku bisa ditemui di portal-portal dan laman medsos media tempat aku bekerja saat ini.”tutur Jeje.

Kemudian dalam rangka Transgender Day of Remembrance (TDoR) baik Kevin maupun Jeje memiliki pesan bagi kawan-kawan transgender. Kevin berpesan agar kawan-kawan trans* bisa lebih bertanggung jawab pada diri sendiri. “Jangan jadikan identitas jadi membuatmu merasa insecure. Karena selama ini banyak kawan trans yang mulai transisi, tapi kayak mereka tidak tahu menahu tentang diri sendiri sehingga malah membuat mereka jadi gak PD. Dengan kamu mengambil langkah transisi seharusnya bisa membuat kamu menjadi berkembang.” tutur Kevin.

Sementara Jeje berpesan agar kawan-kawan trans* jangan pernah berhenti bermimpi. Walaupun ada waktu ketika kita mungkin merasa tidak mungkin bisa menjalankan mimpi tersebut. “Aku paham bahwa untuk bisa mencapai apa yang kita inginkan seringkali butuh faktor privilege dan keberuntungan. Namun aku percaya bahwa berpegang teguh dengan impian dan harapan kita tidak akan pernah merugikan diri kita. Seringkali, kita merasa identitas kita menjadi penghalang dalam menjalani hari-hari. Namun, kita harus mencoba untuk mengesampingkan pemikiran seperti itu karena itu bisa jadi merupakan bentuk penindasan yang terinternalisasi dari stigma masyarakat yang sudah mengakar dan ditanamkan kepada kita sejak dini. Ada banyak cara untuk kita mendapatkan apa yang kita ingin capai. Menurutku, yang terpenting adalah to have faith dan cermat dalam berstrategi.” tegas Jeje.

bisa dipanggil D (di), pembaca buku, penonton film, penggemar kopi

0 comments on “Karya Kita, Diri Kita

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: