Buka Layar

Anorexia, Bulimia dan Problem Tubuh Ideal

Tabumania, tidak semua orang menganggap makan adalah kegiatan yang menyenangkan. Terutama ketika orang-orang mulai merasa mengalami penambahan berat badan. Penambahan berat badan memengaruhi rasa percaya diri terkait penampilan fisik.

Sebagaimana yang dialami mantan penyanyi cilik era 90-an Tina Toon. Tina berusaha keras mengubah bentuk badannya menjadi proporsional dengan menjalani diet ekstrim. “Sempat 70-80 kg tingginya 150 cm, itu kan enggak proporsional sama sekali,” kata Tina dalam channel Youtube-nya.

Standar ideal tubuh perempuan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada abad ke 16 yang disebut ideal adalah tubuh yang gemuk. Hal ini terlihat dari lukisan-lukisan yang dibuat pada masa itu menggambarkan tubuh perempuan Eropa yang gemuk dan dianggap menarik. Awal pergeseran standar dari Zaman Renaisance (pada abad 14 hingga awal abad 16) terjadi pada abad 17. Pada abad ke 17 yang disebut juga Era Victoria, para perempuan menggunakan korset untuk menampilkan lingkar pinggang yang sangat kecil. Tampilan tubuh ideal perempuan dengan lingkar pinggang kecil selanjutnya ditetapkan sebagai bentuk tubuh ideal dan menjadi standar “cantik” oleh masyarakat. Karena tubuh seperti ini dianggap menarik bagi sebagian besar orang.

Standar tubuh perempuan ideal yang berkembang di masyarakat ini bisa jadi merupakan penyebab orang-orang mulai belajar merasa takut menjadi gemuk. Banyak orang menganggap tubuh gemuk adalah bentuk fisik yang tidak diinginkan. Selain itu tubuh gemuk sering dikaitkan dengan hal-hal berkonotasi negatif seperti tidak memiliki kontrol diri ketika makan dan malas berolahraga.

Tubuh perempuan sering kali dipandang secara seksual, tidak hanya oleh lawan jenis namun juga sesama perempuan. Ini mengakibatkan perempuan dinilai berdasarkan tubuhnya. Penilaian tentang tubuh ideal ini kemudian diviralkan melalui pesan-pesan yang disampaikan melalui media seperti pada iklan, sinetron atau model. Kamu tentunya jarang menemukan iklan dengan perempuan bertubuh gemuk sebagai modelnya. Begitu pula dengan berbagai kontes kecantikan, seperti Miss Indonesia atau Putri Indonesia. Seluruh peserta yang ada dalam ajang tersebut dipastikan tidak ada yang bertubuh gemuk. Maka terbentuklah standar ideal yang diyakini para perempuan sebagai ukuran kesempurnaan penampilan fisik. Sehingga perempuan-perempuan yang memiliki tubuh di luar standar tersebut dikategorikan tidak cantik secara fisik.

Kegiatan menilai penampilan orang lain sepertinya sudah membudaya di Indonesia. Ketika bertemu dengan teman lama, kalimat yang paling sering dilontarkan adalah “kamu kok kurusan?” atau “kamu gemukan ya?”. Akhirnya ketika ada orang lain yang membicarakan ketidakidealan tubuh, banyak orang yang berusaha mati-matian untuk memperbaikinya. Ada yang melakukannya dengan cara positif seperti olahraga dan mengatur pola makan. Tetapi ada pula yang melakukan hal di luar kewajaran misalnya diet ekstrim. Diantara orang-orang yang melakukan hal tersebut tidak semuanya benar-benar gemuk. Ada beberapa diantaranya karena merasa takut menjadi gemuk. Bisa jadi karena adanya sedikit perbedaan standar gemuk antara dirinya dengan orang lain.

Tabumania, kamu perlu tahu bahwa mengukur tubuh ideal bukan hanya melalui pandangan mata. Melainkan menggunakan perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Nah, rumus perhitungan IMT yaitu, IMT=berat badan (kg)/(tinggi badan dalam m)2. Setelah memperoleh IMT, selanjutnya membandingkannya dengan tabel IMT. Tabel IMT ini digunakan secara global, namun ada perbedaan antara tabel IMT yang digunakan WHO secara global dengan tabel IMT yang digunakan untuk Asia dan Pasifik.

Tabumania, banyak orang memiliki pemahaman keliru terkait tubuh ideal. Diantara orang-orang yang memiliki pemahaman keliru tersebut ada yang memiliki ketakutan yang sangat mendalam menjadi gemuk. Tahukah kamu bahwa ketakutan yang sangat mendalam menjadi gemuk adalah salah satu gejala gangguan makan yang disebut anoreksia dan bulimia?

Gangguan makan merupakan kondisi psikiatrik dengan akibat psikologis dan medis yang serius. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa, merupakan penyakit kronis yang didefinisikan sebagai gangguan perilaku makan atau perilaku dalam mengkontrol berat badan. Anorexia nervosa ditandai dengan keengganan untuk mempertahankan berat badan normal, penyimpangan pandangan terhadap tubuh, ketakutan ekstrim menjadi gemuk, dan perilaku makan yang sangat terganggu. Bulimia nervosa ditandai dengan perilaku makan dalam jumlah yang besar yang sering dan berulang-ulang, kemudian mencoba memuntahkan kembali, penggunaan obat pencahar, berpuasa atau berolahraga secara berlebihan (National Institute of Mental Health (NIMH), 2007)

Belum banyak penelitian terkait gangguan makan di Indonesia. Hal ini bisa saja karena masalah ini masih dianggap sepele, sehingga belum ada jumlah pasti kasus gangguan makan yang terjadi di Indonesia. Namun pada tahun 2008 pernah dilakukan penelitian terkait kecenderungan gangguan makan. Penelitian tersebut melibatkan siswa salah satu sekolah menengah umum di Jakarta sebagai respondennya. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa 11.8% responden memiliki kecenderungan anorexia nervosa dan 23.3% memiliki kecenderungan bulimia.

Penderita anorexia nervosa akan membuat dirinya merasa tetap lapar (self-starvation) dengan tujuan untuk tetap memiliki tubuh yang ramping. Penderita anorexia akan memiliki fisik yang sangat kurus namun ia masih merasa dirinya tidak kurus dan masih harus menurunkan berat badan. Berbeda dengan penderita bulimia nervosa. Penderita bulimia nervosa memiliki badan yang bisa terlihat sehat seperti orang pada umumnya. Namun hasrat untuk makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembalilah yang menjadikan seseorang yang menderita bulimia dianggap “tidak biasa”.

Kedua gangguan makan ini sangatlah berbahaya bagi kelangsungan hidup penderitanya. Pada kasus anoreksia, seseorang bisa saja mati karena kekurangan gizi. Sedangkan pada kasus bulimia, seseorang yang terlalu sering muntah berpotensi mengalami pengikisan email gigi oleh asam lambung yang dikeluarkan. Selain itu penderita bulimia yang menggunakan obat pencahar secara berlebihan berpotensi mengalami kerusakan fungsi usus, diare berlebihan hingga perdarahan usus.

Untuk menangani penderita anoreksia dan bulimia membutuhkan bantuan dokter. Penderita anoreksia biasanya disarankan menjalani rawat inap dirumah sakit. Hal ini untuk memperoleh perawatan gizi dan mengurangi risiko komplikasi medis gangguan tersebut. Sedangkan penanganan medis bagi penderita bulimia, dokter biasanya memberikan obat anti depresan. Meskipun cukup efektif namun memiliki risiko putus obat. Di mana bisa menyebabkan kekambuhan ketika penderita berhenti minum obat tersebut. Selain penanganan fisik diperlukan juga pendampingan psikologis untuk menunjang pengobatan dokter. Misalnya terapi modifikasi perilaku yang bertujuan untuk mengubah mind set (pola pikir) penderita.

Sayangnya tidak semua penderita anoreksia dan bulimia menyadari bahwa mereka sedang mengalami gangguan. Hal ini bisa memengaruhi keinginan mendapatkan pertolongan. Artinya karena mereka merasa baik-baik saja, bisa jadi akan menolak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Namun gejala-gejala umum pada anoreksia maupun bulimia sangat khas dan mudah dikenali. Penderita anoreksia akan memiliki badan yang sangat kurus, namun ia tetap menolak makan karena merasa tubuhnya gemuk. Sedangkan penderita bulimia, akan sangat senang makan banyak lalu dengan sengaja memuntahkan makanannya. Kamu memang bukan dokter maupun psikolog yang bisa mendiagnosis, namun jika menemukan gejala awal tersebut pada dirimu maupun orang lain segeralah memeriksakan diri ke dokter maupun psikolog.

Tabumania, hal lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya anoreksia dan bulimia adalah dengan mengubah pola pikir. Kamu mungkin pernah mendengar pepatah “tubuh yang sehat terbentuk dari pikiran yang sehat” atau pepatah yang menyatakan “kamu adalah apa yang kamu pikirkan”. Penting bagimu untuk membangun citra tubuh yang positif di dalam pikiran, lalu diikuti dengan cara-cara memperlakukan tubuhmu. Langkah-langkah yang bisa kamu lakukan adalah :

  • Pertanyakan lagi berbagai standar mengenai daya tarik fisik. Apa yang membuat orang-orang yakin membatasi asupan makanannya. Misalnya diet karena ingin sehat atau ingin seperti artis tertentu.
  • Bersikaplah realistis dan jangan mudah terpengaruh dengan penggambaran tubuh ideal yang digambarkan media. Bisa saja hal tersebut merupakan strategi pemasaran produk tertentu. Misalnya dalam iklan obat pelangsing, bisa jadi model dalam iklan tersebut tidak mengonsumsi produk tersebut.

Tabumania, kamu juga bisa menjadi sistem pendukung dalam penanganan jika ada orang terdekatmu yang mengalami anorexia dan bulimia nervosa. Dalam hal ini kamu bisa melakukan hal-hal seperti :

  • Menjadi teman pendukung. Penderita anorexia dan bulimia nervosa membutuhkan teman yang bisa menumbuhkan rasa percaya dirinya. Salah satunya dengan mendengarkan ketika sedang menceritakan apa yang sedang dirasakannya. Karena salah satu pemicu gangguan tersebut bisa saja berasal dari keluarga atau lingkungan sekitarnya yang sering memberikan penilaian negatif. Dukungan psikologis sangat diperlukan.
  • Libatkan lingkungan sekitarnya ketika kamu sudah mengetahui kondisi penderita. Terutama untuk memberikan suasana penerimaan yang kondusif. Misalnya dengan mengajak keluarga dan orang-orang terdekat tidak mengomentari tubuh penderita. Meskipun sulit namun bisa dimulai dengan melibatkan keluarga inti atau teman terdekat.
  • Menemani penderita saat menjalani perawatan medis. Kamu juga bisa menjadi pengawal proses pengobatan yang dijalani penderita. Misalnya saat melakukan konseling dan terapi nutrisi.

Ingin berdiskusi lebih lanjut? kamu bisa menghubungi Buka Layanan Qbukatabu. Buka layanan Qbukatabu dapat diakses melalui whatsapp: 085314364084 dan email: bukalayanan@protonmail.com setiap hari Senin – Jumat pukul 10.00 s/d 17.00. Buka Layanan Qbukatabu menyimpan ceritamu menjadi rahasia kita berdua. (RR)

Portal pengetahuan dan layanan tentang seksualitas berbasis queer dan feminisme. Qbukatabu diinisiasi oleh 3 queer di Indonesia di bulan Maret 2017. Harapannya, Qbukatabu bisa menjadi sumber rujukan pengetahuan praktis dan layanan konseling yang ramah berbasis queer dan feminisme; dan dinikmati semua orang dan secara khusus perempuan, transgender, interseks, dan identitas non-biner lainnya.

0 comments on “Anorexia, Bulimia dan Problem Tubuh Ideal

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: