Buka Perspektif Buka Ruang

Kembali ke Kampung

Tabumania, ketika mendengar kata kampung, kita biasanya teringat dengan suasana hijau dimana petak-petak sawah dan padang rumput menyapu pandangan mata. Atau juga warna biru langit, gunung dan laut dengan pasir dan tanah yang bisa dilewati tanpa alas kaki. Juga gemericik air dengan riuh rendah tawa para bocah kecil yang berlarian untuk segera mandi dan bermain-main di sungai dan pinggir pantai. Ingatan tentang kampung seolah membawa kita pergi dari kepadatan lalu lintas, kepulan asap dan polusi suara kendaraan, menggantikan gedung-gedung tinggi pencakar langit dengan wangi dan lambaian dedaunan dari pepohonan yang batangnya bisa jadi sandaran kita sejenak saat letih berjalan-jalan.

Tak hanya suasana alamnya, kampung membuat kita merasakan kembali ikatan-ikatan sosial. Hal ini bisa saja tempat Tabumania menghabiskan masa kecil bersama teman, saudara-saudara atau nenek dan kakek, mengunjungi lagi berbagai lokasi yang menyimpan sejarah ataupun legenda yang diceritakan dari mulut ke mulut, atau juga situasi yang membuat kita menyadari suasana gotong royong, tradisi rembuk, berkumpul dan bermusyawarah, hingga mencintai serta merawat bumi.

Bagaimana situasi kampung saat ini? Masihkah ia seperti yang ada dalam ingatan kita? Lalu, apa makna kampung bagi perempuan dan transgender? Apakah kampung masih menjadi tempat yang merekam memori personal sehingga kita dapat merasakan keberadaan diri dan lingkungan sosial yang semakin dekat atau malah berjarak? Di edisi bulan ini, Qbukatabu akan mengajak Tabumania untuk kembali ke kampung; kembali mengingat dan mencermati suasana yang masih sama atau berbeda tentangnya.

Yulia Dwi Andriyanti, biasa dipanggil Edith. Salah satu penggagas Qbukatabu dan berperan sebagai Editor in Chief. Memiliki minat yang besar di topik feminisme, queer, gerakan sosial, keimanan, memori dan emosi kolektif, sosiologi, filsafat dan hak asasi manusia. Pecinta serial Fruitbasket, Little Prince, suka menyanyi, nonton film dan pertunjukan, bisa sedikit main gitar dan ukulele. Ingin terus menulis, termasuk di blog sendiri: queerinlife.blogspot.com

0 comments on “Kembali ke Kampung

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: