Tabumania, feminin dan maskulin ternyata tidak hanya lekat dengan satu arti, tapi bisa memiliki banyak arti. Hal ini karena sebuah istilah tidak tiba-tiba hadir di ruang kosong, namun memiliki konteks. Kali ini, Qbukatabu ingin meletakkan konteks feminin dan maskulin pada masa dulu dan kekinian. Yuk, kita belajar bareng!
Model rambut, bulu wajah (kumis dan jenggot), perona bibir dan pipi, serta aksesoris (misalnya, anting) adalah beberapa dari sekian banyak atribut yang membuat gerak-gerik dan penampilan kita berbeda-beda.
Seseorang bisa memiliki ekspresi berbeda di waktu yang berbeda. Hari ini maskulin, besok feminin, lusa androgin. Kenapa tidak?
Feminin, maskulin, androgin, dan lainnya, kita yang tentukan, bukan orang lain!
Dalam pemahaman Bugis, alam raya dan manusia dimulai dengan penyatuan antara dua elemen yang saling melengkapi, yakni maskulin dan feminin.
Nilai maskulin dan feminin sangat cair dalam masyarakat Bugis. Ini ditunjukkan lewat bagaimana mereka menjelaskan tentang keberadaan Calalai, Calabai dan Bissu.
Calalai adalah seseorang dengan tubuh biologis betina namun memiliki karakter maskulin. Calalai menolak untuk mengikuti norma-norma sebagai perempuan serta tidak juga berniat menjadi laki-laki
Calabai adalah seseorang dengan tubuh biologis jantan, namun berkarakter feminin. Calabai tidak menganggap dirinya sebagai perempuan serta tidak juga disebut sebagai perempuan oleh masyarakat.
Bissu adalah pelaksana ritual adat Bugis kuno. Ia bukan perempuan, laki-laki, calalai maupun calabai. Ia melampaui berbagai gender dan karakter yang ada. Bissu adalah perwujudan dari penggabungan kembali unsur feminin dan maskulin melalui upacara ritual yang sakral agar tatanan dan nilai sosial-spiritual masyarakat Bugis tetap terjaga. Dalam perannya di upacara ritual, Bissu menjadi simbol dari kondisi androgin, yang memunculkan kembali kondisi awal dari semesta yang dipahami masyarakat Bugis. Oleh karena itu, Bissu melampaui gender dan karakter yang ada di alam semesta yang fana.
0 comments on “Feminin, Maskulin dan Lainnya: Dari Ekspresi Penampilan hingga Arti Sosial dan Spiritual”