Buka Imaji Buka Perspektif

Mitos dan Fakta tentang Feminin dan Maskulin

Tabumania pasti tidak asing dengan istilah feminin dan maskulin. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), feminin diartikan sebagai hal yang menyerupai atau bersifat kewanitaan sedangkan maskulin diartikan sebagai hal-hal yang bersifat jantan. Feminin dan maskulin seringkali dipandang sebagai dua kutub magnet yang berlawanan, yang tak bisa dipadukan satu sama lain. Feminin dan maskulin ini tidak sekedar dihubungkan dengan sifat, benda dan warna, namun juga menjadi kriteria yang harus ada pada gender tertentu, serta peran-peran sosial yang selayaknya ada pada mereka.

Apakah dunia yang kita tinggali selama ini terkotak-kotakkan dalam memahami feminin dan maskulin? Apakah memang hanya ada maskulin dan feminin saja? Apakah maskulin dan feminin adalah dua hal yang berlawanan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Qbukatabu merangkumnya dalam berbagai ilustrasi mitos dan fakta berikut.

IMG-20180425-WA0020Tubuh tegap dan peran publik seringkali dianggap sebagai ciri maskulin yang ditempelkan kepada gender laki-laki. Sebaliknya, kelemah-lembutan, merawat anak dan mengerjakan berbagai tugas rumah tangga sering disebut ciri-ciri feminin. Namun ternyata, banyak pasangan suami istri yang memahami bahwa dalam membangun rumah tangga, diperlukan kerjasama kedua belah pihak. Tak jarang kita sering melihat laki-laki yang mengasuh anaknya dan berbelanja perlengkapan rumah tangga ke supermarket atau pasar. Kita juga sering melihat perempuan-perempuan yang bekerja, mengambil peran-peran publik, dan menjadi kepala rumah tangga.

IMG-20180425-WA0024Saat kita mengetahui teman laki-laki yang hobi merawat tubuh ke spa atau salon, kita mungkin menyindir mereka dengan sebutan “rempong” atau “melebihi perempuan”. Hal ini karena perawatan tubuh identik dengan perempuan yang feminin dan hal tersebut lekat dengan istilah “rempong/repot” karena memakan waktu, biaya dan tidak praktis. Ternyata, sekarang kita tidak lagi heran dan berkata “rempong” kepada teman laki-laki yang berlama-lama merawat tubuhnya di salon dan spa. Terlebih, makin banyak produk-produk perawatan tubuh pria membanjiri rak-rak supermarket. Alhasil, perawatan tubuh dan penampilan menjadi hal yang netral.

IMG-20180425-WA0019

Konon, dunia otomotif adalah dunia lelaki. Ketangguhan dan kecepatan yang berkaitan dengan mobil atau motor menjadi hal yang maskulin dan dilekatkan pada laki-laki. Bahkan, ada istilah populer “motor cowok” untuk motor sport karena dianggap hanya laki-laki yang sanggup mengemudikannya. Hal ini termasuk juga mobil sport yang dianggap tunggangan laki-laki karena hanya laki-laki yang sanggup mengatasi kecepatannya. Ternyata, saat ini banyak perempuan yang mampu memiliki dan mengemudikan, motor sport dan mobil sport. Mengemudi adalah mengenai keterampilan dan jam terbang, bukan mengenai gender.

mitos dan fakta feminin dan maskulin

Warna tertentu seringkali dikaitkan dengan gender dan ekspresi tertentu. Misalnya, biru  itu maskulin sehingga cocok bagi laki-laki sementara pink itu feminin dan cocok  bagi perempuan. Begitupun dengan benda. Mainan robot-robotan identik dengan laki-laki dan boneka identik dengan perempuan. Padahal, feminin dan maskulin belum tentu selalu jadi hal yang berlawanan, melainkan bisa saling melengkapi. Dengan demikian, semua orang dapat memilih warna dan benda yang diinginkan, diperlukan dan  disukainya.

 

1 comment on “Mitos dan Fakta tentang Feminin dan Maskulin

  1. Pingback: Toksik Maskulinitas, Hari Gene? Bhay ! – qbukatabu.org

Leave a comment