Seseorang itu tidak terlahir, melainkan ia menjadi. Kalimat ini sangat terkenal ketika Beauvoir (1949) menjelaskan bagaimana perempuan menemukan dirinya tidak seketika saat ia lahir, namun saat ia bergerak melampaui kondisi-kondisi yang membuatnya ditetapkan sebagai perempuan. Dalam proses bergerak, ia memaknai ulang tentang berbagai hal yang dianggap sudah melekat dari sananya. Tak hanya individu perempuan, transgender pun mengalami proses serupa. Segala hal yang biasa dan wajar oleh masyarakat dipertanyakan dan dimaknai kembali. Itu kenapa proses terlahir kembali adalah perjalanan untuk menyadari tentang bagaimana posisi saya selama ini ditempatkan oleh masyarakat, pergulatan apa yang muncul akibat posisi tersebut, dan bagaimana saya melewati pergulatan tersebut. Bergerak dari liyan (yang lain) menjadi diri.
Di bulan ini, Qbukatabu merekam berbagai proses terlahir kembali. Ini bisa berupa penghayatan kembali atas tubuh, merombak nilai-nilai biner maupun memaknai diri sebagai individu yang hibrid (campur-baur) ketimbang ‘asli’. Tentu, ini hanya secuil potret saja. Tapi semoga bisa membantu merayakan dan menikmati kehidupan!
0 comments on “Terlahir Kembali”