Buka Layar

Tidak Terlahir dari Rahimnya, tetapi Terlahir dari Hatinya

Nama aku Ade Irma Nasution, aku anak tunggal. Masa kecilku teramat  bahagia karena ayah selalu memberikan apa yang aku inginkan. Walaupun keinginan itu di luar dari apa yang orang lain lihat sedikit berbeda yakni (mainan lelaki). Sehingga pertumbuhanku dikelilingi mainan kesukaanku yaitu mainan anak laki-laki pada umumnya. Walaupun ibuku selalu menentangnya karena ibuku tidak suka aku seperti anak laki-laki, tapi ayahku tidak pernah mengecewakan keinginanku. Meskipun ayah harus berdebat kencang dengan ibu.

Beranjak dewasa aku yang terlahir perempuan, tapi mencintai perempuan membuat aku merasa ada sesuatu yang berbeda pada diriku, hingga berlanjut dewasa aku memutuskan untuk menjadi seorang transman sampai sekarang ini. Walaupun pertumbuhan dewasa aku tidak lagi dalam didikan ayahku, karena saat remaja kedua orang tuaku bercerai, ayahku memilih wanita lain. Saat itu aku terpukul dan membuatku tersadar bahwa duniaku dan ayah aku tidak seindah dulu lagi. Aku yang selalu dimanja ayahku berbalik berubah. Ayahku tidak lagi memperhatikanku dan bahagia dengan keluarga barunya. Sehingga aku sebagai anak satu-satunya harus memenuhi kebutuhan ekonomi dan membahagiakan ibuku. Di masa sekolah aku harus berjuang untuk tamat walaupun tidak punya uang jajan dan ongkos, aku berfikir keras bagaimana aku harus tetap melihat ibuku bangga, sampai pada akhirnya aku belajar keras hingga aku mendapat beasiswa untuk menamatkan SMA dan melihat senyum ibuku. Keinginanku pada saat itu agar ayah bisa memberi aku support untuk aku kuliah. Namun, aku sangat terpukul ketika ayahku mengatakan dia tidak perduli lagi padaku aku merasa duniaku hancur, padahal dengan bangganya aku membawa nilai tinggi agar bisa sekolah lebih tinggi. Namun kehadiranku dianggap menjadi beban oleh ayahku,waktu pun berjalan dengan membawa kesedihan. Namun, aku harus tegar karena ibuku masih ada untuk aku bahagiakan.
 
Seiring berjalan waktu aku pun mencari pekerjaan dari ijazahku dan bertemu dengan beberapa teman yang dapat membantuku. Aku belajar sempoa (matematika cina) satu tahun lamanya hingga training kujalani dengan beberapa orang lainnya dan kawan ku alhamdulilah aku lulus dan bisa mengajar di salah satu sekolah swasta Aku merasa bangga, hanya bermodalkan ijazah SMA bisa membagikan ilmu kepada anak-anak. Namun, pekerjaanku sebagai guru menuntutku harus bernampilan feminin sehingga membuat diriku tidak nyaman. Aku di olok-olok oleh sebagian guru yang mengkritik gayaku tidak anggun. aku pun menjadi guru hanya satu semester saja.

Setelah itu aku berganti beberapa pekerjaan. Mulai dari menjaga ponsel di pinggir jalan, lalu berjualan jus di pinggir jalan. Aku pun juga pernah bekerja sebagai buruh penjual bahan pokok makanan dari subuh hingga sore. Namun, pekerjaan tersebut pernah membuatku mengalami cedera di tulang belakangku dan membuat ibuku menangis. Ia memintaku berhenti dari pekerjaan yang dianggapnya sebagai pekerjaan laki-laki. Aku juga sempat bekerja di salah satu pabrik di luar kota. Namun, aku kemudian pulang karena ibuku jatuh sakit karena memikirkan keberadaanku yang jauh darinya. Aku pun memutuskan berhenti bekerja dan menjaganya. Kemudian aku berjualan bakso jajanan anak-anak di dekat rumahku selama tiga tahun lalu aku tidak berjualan lagi dikarenakan ibuku drop sakit sampai kekamar mandi juga tidak bisa.Namun aku tidak menyerah untuk merawat ibuku dengan tabungan selama aku berjualan. Aku pun merawat ibuku dengan pengobatan yang aku sanggupi hingga ketika ibuku sedikit sehat aku mengenal kawan-kawan transgender di dekat daerahku hingga aku banyak berkumpul dan aku mengenal organisasi pertama bernama  Cangkang Querr yang banyak memberi pelajaran akan siapa aku dan belajar bersama dengan kawan-kawanku, hingga aku menunjuk tangan untuk dibuat organisasi di daerah ku dan diterima baik oleh Cangkang Querr dan terbentuklah organisasi bernama BBC (Best Bale Comunity) yang pada saat itu aku adalah sekretaris nya pada tahun 2018 hingga aku diangkat kawan-kawan untuk dipercaya menjadi ketua pada 2020 hingga saat ini. Dengan terjadinya banyak konflik hingga aku harus kuat bagaimana organisasi ini tetap ada. Namun di tengah-tengah itu semua aku mendapatkan diskriminasi dari keluargaku dan orang sekelilingku. Aku dianggap buruk karena ekspresiku. Namun, aku tidak patah semangat untuk membuktikan bahwa diriku adalah sebuah kebenaran yang tidak harus kuubah, hingga perdebatan dengan salah satu keluargaku membuat terjadi pertengkaran hebat hingga aku dinyatakan bukan anak kandung kedua orangtuaku. Hal tersebut membuat aku terpukul. Namun aku menyadari terlepas aku bukan terlahir dari rahim ibuku tapi aku terlahir dari hatinya. Ibuku yang tidak mau aku pergi dari hidupnya selalu menjadi garda terdepan atas kasih sayang yang tak pernah luput ia berikan.

Ibu memelukku dan berkata jangan pernah tinggalkan dia sendiri. Waktu berjalan dengan rasa penasaran yang bergejolak di hatiku. Aku pun mencari keberadaan siapa keluarga kandungku. Sampai dua bulan aku mencari dan mendapatkan alamat alamat serta identitas ibu kandungku. Aku mencari hingga beberapa pekan dan pada akhirnya aku menemukan ibu kandungku. Aku anak dari empat bersaudara, dua laki laki dan dua perempuan, aku anak terkecil dari keluarga kandungku. Ibu kandungku tidak dapat bicara (bisu). Namun, ketika bertemu denganku tangis airmatanya tak bisa dibohongi bahwa dia juga merindukan aku. Aku pun bertemu dengan saudaraku yang lain dan mereka menceritakan bagaimana aku bisa dibesarkan orang lain bukan karena dibuang Namun, walaupun aku sudah tahu siapa aku, aku tidak pernah meninggalkan ibuku yang sudah membesarkanku dan merawatku hingga aku dewasa dan kuat menghadapi hidupku. Tuhan baik, dengan aku yang selalu diberi cobaan dan kebenarannya siapa aku dari asal usul keluargaku membuat aku mempunyai dua ibu dua ayah. Walaupun tetap aku tumbuh tidak dari kasih sayang ayah seutuhnya karena ayah kandungku juga menikah dengan orang lain. Saat ini aku bekerja. Namun, gajiku tidak selalu mencukupi buat kebutuhan ibuku yang harus tetap kurawat. Hingga kini juga kendaraanku yang sudah tua yang selalu rusak untuk harus kuperbaiki karena walaupun motorku sudah tua, ia kendaraanku satu satunya yang kumiliki dan kusyukuri, di tengah-tengah zaman yang begitu canggih aku tidak pernah malu untuk tetap membawa motor tuaku. Karena bagiku aku tidak harus terlahir menjadi sempurna. Namun, aku harus berguna bagi keluargaku dan orang orang disekelingku. 

Artikel ini ditulis oleh Bang Ade.

Bang Ade adalah seorang yang kuat dan sangat menyayangi ibunya.

Portal pengetahuan dan layanan tentang seksualitas berbasis queer dan feminisme. Qbukatabu diinisiasi oleh 3 queer di Indonesia di bulan Maret 2017. Harapannya, Qbukatabu bisa menjadi sumber rujukan pengetahuan praktis dan layanan konseling yang ramah berbasis queer dan feminisme; dan dinikmati semua orang dan secara khusus perempuan, transgender, interseks, dan identitas non-biner lainnya.

0 comments on “Tidak Terlahir dari Rahimnya, tetapi Terlahir dari Hatinya

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: