Buka Layar

Tolak Kudeta Militer lewat Salam Tiga Jari dan MilkTeaAlliance

Tabumania, pada Rabu (03/03/2021), Angel meninggal ditembak mati aparat keamanan dalam demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar. Angel atau Kyal Sin ditembak bersama 38 orang lainnya. Pascapenembakan tersebut, gambar remaja yang mengenakan kaus bertuliskan “Everythingwillbe OK” menjadi viral. Kaus tersebut dikenakan Angel saat kejadian. Dilansir tirto.id, kematian tersebut menjadikan Angel muncul sebagai martir sekaligus simbol perlawanan terhadap junta militer.

Kondisi Myanmar tidak kondusif sejak militer mengambil alih kekuasaan pada Senin (1/2/2021). Dalam kudeta tersebut, pada sebuah penggerebekan dini hari, militer menangkap Presiden Myanmar Win Myint, Kanselir Aung San Suu Kyi, dan beberapa tokoh senior Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Kondisi tersebut terjadi karena tentara menuduh pemerintah melakukan kecurangan pada pemilihan parlemen November 2020 lalu. Pada saat itu, partai Suu Kyi dituduh memperluas mayoritas parlemennya dengan mengorbankan perwakilan militer. Namun, komisi pemilihan mengatakan tidak ada bukti yang kuat terkait tuduhan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pada Februari 2021, tentara kemudian mempromosikan Wakil Presiden Myint Swe sebagai penjabat presiden setelah mereka menggulingkan Presiden Win Myint dan kepala pemerintahan de facto Aung San Suu Kyi.

Masyarakat Myanmar yang menolak kudeta militer dan mendukung demokrasi melakukan demonstrasi. Berbagai elemen masyarakat bergabung dalam melakukan protes, salah satunya protes dari kelompok perempuan dan LGBTQ. Mengutip dari time.com, mereka melakukan demonstrasi sambil mengibarkan bendera pelangi. Saat melakukan demonstrasi, mereka mengalami kekerasan dari militer, puluhan demonstran meninggal, sebagian besar karena ditembak mati.

Melalui tagar WhatsHappeningInMyanmar, para warganet Myanmar memperlihatkan situasi terkini Myanmar kepada seluruh dunia. Mengutip dari kompas.com, foto-foto maupun video yang beredar menunjukkan ribuan orang berdemonstrasi, meneriakkan protes dan aksi brutal aparat yang mencoba membubarkan demonstrasi. Nah, beberapa foto memperlihatkan aksi para demonstran menggunakan gestur tiga jari dengan mengecup jari telunjuk, tengah dan kelingking lalu mengangkatnya ke  udara. Salam tiga jari tersebut menandakan semangat perlawanan sipil yang menuntut kebebasan opresi dari aparat militer. Mengutip The Guardian, salam tiga jari pertama kali terlihat pada awal Februari saat aksi demonstrasi tenaga kesehatan dan kaum muda. Lalu pada 8 Februari 2021, salam tiga jari kembali terlihat saat aksi demonstrasi besar-besaran di jalanan kota Yangon. Salam tiga jari tersebut menyebar luas melalui media sosial dan menjadi simbol perlawanan dan solidaritas perjuangan demokrasi. Salam tiga jari selalu hadir dalam setiap aksi demonstrasi Myanmar. 

Salam tiga jari tidak serta merta muncul begitu saja. Salam tiga jari terlebih dahulu muncul di Thailand pada 2014 untuk menentang kudeta militer Thailand. Mengutip kompas.com, gestur tersebut mengadaptasi karya fiksi populer, The Hunger Games. Gestur tersebut berarti tanda terima kasih, rasa hormat atau tanda perpisahan orang yang dicintai. Bagi banyak orang, salam tersebut telah melampaui arti aslinya. Banyak orang melihat salam tiga jari sebagai lambang Revolusi Perancis: isyarat kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan. Ada juga yang memaknainya sebagai kebebasan, hak memilih, dan demokrasi. Sebagian lain memaknainya: tidak ada kudeta, kebebasan, dan demokrasi. Di Thailand, salam tiga jari terus digunakan. Upaya junta militer Thailand melarang gestur tersebut semakin memperkuat seruan para demonstran untuk demokrasi dan kesetaraan yang lebih besar. Situasi ini mirip yang terjadi di Myanmar saat ini. Masyarakat yang tidak setuju dengan kudeta militer berdemonstrasi berhadapan dengan kekuatan militer. Mereka menyatukan harapan, perjuangan, dan tuntutan mereka. Mereka menggunakan simbol tiga jari sebagai tanda perlawanan terhadap rezim otoriter.

Selain salam tiga jari yang bersliweran di media sosial, ada juga tagar MilkTeaAlliance yang mewarnai aksi demonstrasi Myanmar. Menurut seorang peneliti dan aktivis hak asasi manusia Hongkong seperti dikutip kompas.com, Milk Tea Alliance adalah gerakan solidaritas pan-Asia yang pada dasarnya terdiri dari anak-anak muda yang muak dengan penindasan pemerintahan mereka. Tagar MilkTeaAlliance pertama kali muncul di twitter pada April untuk melawan serangan oleh troll dan bot pro-Beijing terhadap selebriti Thailand, Vachirawit Chivaree atau dikenal dengan “Bright” yang dianggap telah meremehkan China karena menyukai tweet yang menampilkan empat kota berbeda termasuk Hongkong dengan caption yang menyebutnya sebagai “negara” (Hong Kong adalah wilayah semi-otonom tetapi berada di bawah kedaulatan Tiongkok, tidak merdeka). Bright kemudian dibombardir kemarahan warganet. Mengutip time.com permintaan maafnya gagal memenangkan hati para warganet. Warganet kemudian menemukan unggahan media sosial kekasih Bright yang bernama Weeraya “Nnevvy” Sukaram yang menyatakan bahwa Taiwan adalah sebuah negara independen. Para warganet Thailand bergerak di media sosial dan membela Bright dengan kritikan mereka yang berubah ke kritikan yang lebih umum terhadap Cina. Sementara balasan warganet Cina memfokuskan kritik mereka pada pemerintah Thailand, ekonomi dan monarki. Hal tersebut melegakan warganet Thailand. Warganet Hongkong dan Taiwan pun akhirnya turut bergabung karena merasakan kedekatan ideologis dengan orang Thailand dalam perang melawan otokrasi. Mengutip voaindonesia.com komunitas Milk Tea Alliance tersebut beroperasi di dunia maya. Pemberian nama ini mengacu kepada minuman yang terkait dengan tempat-tempat yang berjuang melawan kecenderungan otoriter, seperti misalnya milky black tea dari Hong Kong, bubble tea dari Taiwan, dan iced tea dari Thailand. Komunitas ini terdiri dari para warganet yang sepaham. Kini kumpulan tersebut mulai meraih perhatian di dunia yang nyata.

Mengutip kompas.com, para demonstran Myanmar terhubung secara online melalui tagar MilkTeaAlliance untuk menyampaikan pesan kepada sekutu di luar negeri dan memperoleh dukungan. Salah satunya seperti yang terlihat pada Jumat (12/03/2021) ketika jaringan  gerakan aktivis muda MilkTeaAlliance di Indonesia melakukan aksi solidaritas di depan gedung Sekretariat ASEAN memberikan dukungan kepada masyarakat Myanmar. Mengutip antaranews.com, jaringan MilkTeaAlliance di Indonesia mengecam junta militer Myanmar dan mendorong ASEAN dan PBB untuk segera mengambil sikap tegas terkait hal tersebut. Mereka menyarankan agar badan-badan internasional tersebut agar mendesak junta militer Myanmar segera melepaskan para tahanan, baik dari masyarakat sipil maupun anggota partai NLD. Selain itu juga mendorong agar segera menyatukan kesepakatan untuk menerapkan sanksi yang berat terhadap junta militer Myanmar.

Nah, gitu Tabumania sekilas tentang berita perkembangan situasi demokrasi di Myanmar. Demonstrasi masih terjadi dan dukungan pun masih mengalir, termasuk dari Indonesia.

0 comments on “Tolak Kudeta Militer lewat Salam Tiga Jari dan MilkTeaAlliance

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: