Buka Ruang

Kenali Tubuh Sendiri melalui 16RUPA dalam Sinema

Tabumania, pernah enggak si mencoba untuk mencari tahu bentuk payudara maupun vulva sendiri? Atau Tabumania justru merasa malu atau jijik bahkan untuk sekadar membicarakannya. Dewasa ini, membicarakan vulva, vagina dan payudara masih tabu dilakukan. Payudara masih dilihat sebagai obyek seksual padahal juga sebagai alat reproduksi. Belum lagi iklan-iklan di media massa yang mempromosikan berbagai alat kosmetik sebagai pemutih maupun pembesar payudara membuat perempuan rendah diri dengan payudara dan vulva mereka. Padahal, payudara dan vulva memiliki bentuk dan warna yang berbeda-beda pada setiap perempuan. Ditambah lagi adanya stigma di masyarakat, misalnya punya tetek besar berarti sudah sering berhubungan seksual atau bibir yang bergaris atau pecah tanda sering berciuman. Stigma-stigma tersebut semakin membuat perempuan-perempuan enggan untuk membicarakan tubuh mereka sendiri, terutama payudara dan vulva.

Adalah Cute Chums yang terdiri dari Rizka Amanditya, Ayunita Xiao Wei, dan Nadira Chairani yang membuat karya seni berupa 16 rupa replika payudara perempuan dan vulva yang berbeda-beda. Karya tersebut dibuat dari bahan-bahan yang bisa ditemukan di rumah, antara lain: tepung tapioka, minyak goreng, cuka dan lem. Menurut Rizka, ide awal membuat karya seni tersebut berawal dari keresahan mereka bertiga yang melihat para perempuan di luar sana belum mengenali tentang alat reproduksi dan seksual mereka sendiri. “Kami berdiskusi bagaimana bisa menjelaskan kepada para perempuan bahwa tidak apa-apa memiliki payudara dan vulva dengan bentuk maupun warna yang berbeda karena bentuk maupun warnanya memang berbeda-beda.”kata Rizka. Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat karya seni 16RUPA tersebut. Karya tiga dimensi 16RUPA tersebut kemudian dipamerkan pada 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) 2019. Proses pembuatan karya mulai dari ide hingga pameran pada 16 HAKTP membutuhkan waktu 2-3 bulan.

Rizka menambahkan tujuan pembuatan karya tersebut untuk mendorong perempuan-perempuan memahami dirinya sendiri. “Kalau misalkan ada orang bilang kok bentuk payudaramu seperti itu, ya gak pha-pha, karena bentuk payudara memang berbeda-beda.”ujar Rizka.

16RUPA dalam Sinema

Cute Chums kemudian berkeinginan agar karya mereka tetap bisa dinikmati selama pandemi Covid-19. “Kami kemudian mikir bagaimana caranya supaya karya kami tetap menjadi media bagi teman-teman perempuan agar paham tentang tubuhnya meskipun pandemi. Agar selama pandemi karya kami tetap bisa dinikmati.”kata Rizka. Karya tersebut kemudian dihadirkan dalam bentuk video sehingga disebutlah sebagai 16RUPA dalam sinema. Proses pembuatan video tersebut membutuhkan waktu sekitar 1 bulan. Rizka berharap video tersebut bisa dinikmati penonton yang lebih luas lagi dan membawa kesadaran (awareness) bagi lebih banyak perempuan mengenai tubuhnya. Rizka mengatakan 16RUPA dalam sinema adalah pengembangan sebagai media untuk menyampaikan ke teman-teman perempuan di luar sana supaya lebih mengenal dirinya.

16RUPA dalam sinema hadir dalam bentuk video berdurasi 9 menit. Selain menampilkan 16 rupa replika payudara dan vulva juga menghadirkan tiga narasumber untuk memberikan komentar atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 16RUPA dalam sinema berupaya untuk melihat seksualitas perempuan dari sudut pandang agama, sosial dan kesehatan dengan menghadirkan tiga narasumber, yaitu Musdah Mulia (ulama perempuan), Irwan M. Hidayana (antropolog) dan Dr. Marcia Soumokil (Direktur Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (IPAS) Indonesia).

Dalam video pendek tersebut, saat ditanya mengapa vulva dan payudara tabu dibicarakan, Musdah Mulia mengatakan hal ini terjadi karena masyarakat kita mengalami kondisi pendidikan yang tidak kritis. Semestinya sejak dini, anak-anak diperkenalkan tentang organ-organ reproduksinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh tubuhnya. Sementara itu, Irwan M. Hidayana mengatakan seksualitas perempuan harus dipahami dalam konteks konstruksi gender, di sinilah menurutnya yang menjadi ketabuan soal membicarakan payudara dan vagina itu semakin diperkuat. Sedangkan Dr. Marcia Soumokil mengatakan bahwa payudara dan vulva itu sangat terkait dengan alat-alat seksual kita dan alat-alat reproduksi karena keduanya ini punya fungsi sebagai alat seksual dan juga alat reproduksi. “Mungkin itu yang menyebabkan ketabuan itu timbul, padahal sebenarnya balik lagi bahwa ini adalah bagian tubuh kita.” kata Marcia. Selengkapnya bisa dicek di https://www.youtube.com/watch?v=2-3l1aND4x4 ya Tabumania.

Nah, Tabumania tak perlu lagi merasa malu atau jijik membicarakan tubuh sendiri terutama saat membicarakan payudara dan vulva maupun vagina. Seperti halnya bagian tubuh lain yang bisa dibicarakan dengan lantang, pun begitu dengan payudara, vulva dan vagina. Cute Chums membuat karya seni 16RUPA replika payudara dan vulva untuk membangun kesadaran para perempuan tentang tubuhnya, pun demikian dengan Tabumania, bisa mulai membangun kesadaran atas tubuh sendiri dimulai dari diri sendiri. Tabumania pun bisa mengenal dan semakin mencintai tubuh sendiri serta mematahkan stigma-stigma yang ada di masyarakat.

bisa dipanggil D (di), pembaca buku, penonton film, penggemar kopi

0 comments on “Kenali Tubuh Sendiri melalui 16RUPA dalam Sinema

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: