Heteronormativitas dan patriarki yang sarat dengan ketidakadilan gender berakibat pada diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan (termasuk lesbian, biseksual, queer), trans, interseks, dan identitas non biner lainnya. Diskriminasi dan kekerasan berdampak penderitaan secara fisik. Selain itu, secara mental, tak jarang membuat diri merasa bersalah, tak lagi mampu mengenali diri sendiri, mengalami trauma, bahkan percobaan bunuh diri.
Kondisi serupa tidak jarang dialami para pegiat isu sosial ketika menjalani aktivitas yang diperjuangkan. Di dalam dunia aktivisme, setiap individu rentan menderita gangguan kesehatan mental dan juga fisik. Hal tersebut dikarenakan mereka terus memperjuangkan isu tanpa meluangkan waktu untuk merawat dan memulihkan diri sendiri. Alhasil, tidak jarang mereka merasa kelelahan atau burnout ketika menjalani inisiatif yang seringkali bertentangan dengan masyarakat umum. Perasaan ini kadang tidak disadari dan dapat menaruh individu pada situasi yang tidak menyenangkan seperti hilangnya harapan, kesulitan berpikir, putus asa, hingga depresi. Maka, diperlukan proses untuk mengenali setiap rasa maupun sensasi tubuh yang tidak pernah disadari dan diabaikan begitu saja agar bisa merawat dan memulihkan diri.
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk pemulihan diri adalah menjurnal. Aktivitas ini dilakukan untuk mengekspresikan segala pikiran dan perasaan secara ekspresif, baik melalui tulisan maupun gambar. Menulis secara ekspresif ini dapat meningkatkan cara setiap individu untuk memproses segala masalah yang membahayakan kehidupan dirinya, membantu fungsi otak untuk memahami peristiwa-peristiwa di dalam kehidupan sosial, mencerna kehadiran rasa trauma, dan mengatur ide-ide untuk bergerak maju.
Oleh karena itu, Qbukatabu mengajak individu penggerak kolektif feminis dan queer untuk membangun sistem dukungan lewat berlatih mempraktikkan teknik merawat dan pemulihan diri melalui menjurnal bersama. Kegiatan ini akan dilakukan secara daring selama 12 hari pada 19-30 Oktober 2020 bersama fasilitator Janti Wignjopranoto. Ia sudah berkecimpung pada bidang sumber daya manusia, pengelolaan projek dan akuisisi di perusahaan multinasional untuk Indonesia, Hongkong, Singapore, dan Sydney selama 27 tahun. Ia juga fokus dan bersertifikasi program holistik untuk Journaling for Healing/Food Journaling, selain menjadi seorang inisiator dari Seninan – komunitas dan program pulih diri untuk remaja atau dewasa sejak 2019 di Rumah Maguwo.
Pastikan kamu memenuhi kriteria di bawah ini sebelum mengisi ya!
- Berusia minimal 18 tahun
- Mengidentifikasi diri sebagai perempuan (termasuk lesbian, biseksual dan queer), transpuan, transpria, intersex, dan identitas non-biner lainnya.
- Penggerak kolektif feminis dan queer, min. 2 tahun. Penggerak yang dimaksud adalah pendidik sebaya, fokal poin di komunitas/organisasi, pengurus komunitas/organisasi, konselor atau teman curhat komunitas, pembuat konten feminis dan LBTIQ, serta admin media sosial untuk tema feminis dan LBTIQ
- Berkomitmen menyediakan diri dan waktu untuk mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir selama 12 hari
Jika kamu sudah yakin dengan kriteria di atas, kamu bisa langsung mendaftar di tautan berikut ini: Jurnaling Bersama Qbukatabu sebelum 13 Oktober 2020 pukul 23.59
Kalau masih ragu atau ada pertanyaan lebih lanjut tentang kegiatan ini, kamu bisa email ke qbukatabu@gmail.com atau kontak melalui whatsapp (hanya chat aja ya) ke 0852-4600-0161
Yuk, bareng-bareng berlatih bersama karena merawat dan memulihkan diri bagi penggerak kolektif feminis dan queer juga adalah sebuah tindakan politis!
Saat setuju dengan pembahasan ini.
Tidak jarang ketika memdapatkan diskriminasi dalam lingkungan dekat banyak membuat para LBGTQ mengurung diri, menutup diri tidak jarang melakukan bunuh diri atou melukai diri sendiri.
LikeLike
yap! makanya penting banget pemulihan diri bagi para penggerak kolektif feminis dan queer atau community leader di komunitas 🙂
Ayooo, ikutan acara kece #menjurnalbarengQbukatabu
Pendaftaran diperpanjang sampai 13 Oktober 2020 pk 23.59 🙂
ditunggu ya!
LikeLike