Seksisme masih terjadi di kehidupan sehari-hari, termasuk di gerakan pro demokrasi. Pelaku kekerasan seksual adalah orang-orang yang dikenal korban. Pelaku kerapkali dianggap sebagai “tokoh”, “orang yang berjasa” serta “guru” yang sampaikan hal-hal progesif bagi gerakan.
Pengaburan relasi kuasa menghambat korban mendapat keadilan. Korban dibuat bungkam dan tidak berdaya. Lalu, pelaku terus mengulang rantai kekerasan seksual.
Situasi tersebut, tidak bisa dibiarkan!
Sejumlah aktivis serukan dukungan Rantai kekerasan seksual yang dilakukan aktivis gerakan harus diputus!
0 comments on “Putus Rantai Kekerasan Seksual di Dalam Gerakan”