Tuca dan Bertie, dua sahabat dengan karakter yang benar-benar berbeda. Namun, pada saat bersamaan adalah dua perempuan burung yang saling terhubung. Berada di Town Bird, sebuah kota dengan warga yang sebagian besar adalah binatang dan juga manusia berkepala tumbuhan, Tuca dan Bertie merupakan serial komedi animasi yang layak ditonton karena kemampuannya menyampaikan topik-topik yang serius dengan jenaka, menyentuh, dan membikin terkesima dengan berbagai animasi yang penuh imajinasi.
Sejak dari intronya, serial Tuca dan Bertie membawa saya pada pemandangan gedung-gedung di Town Bird yang berjejer, serempak menari-nari, dengan salah satu gedungnya berpayudara, jalanan yang melingkar-lingkar, jembatan buka tutup dengan penyu hijau raksasa yang sedang berenang di perairan sungai. Lalu, Tuca dan Bertie yang berjalan berjingkrakan dan menari bersama menjelajahi Town Bird. Tuca adalah perempuan burung yang suka bersenang-senang, bereksplorasi secara seksual, berjiwa bebas, impulsif, memiliki pekerjaan yang tidak pernah tetap dan kesulitan secara finansial untuk mencukupi kebutuhan dirinya. Maka dari itu, Tuca tak ragu memenuhi kamar apartemennya dengan berbagai barang bekas yang ia kumpulkan dari tempat sampah. Lalu, Bertie adalah perempuan burung yang pintar, bekerja di Conde Nest, sebuah perusahaan penerbitan. Bertie memiliki potensi untuk mendapat promosi karena kemampuannya. Namun, ia kesulitan membicarakan ide-ide briliannya. Ia sangat mudah menjadi panik.
Salah satu hal yang membuat saya menikmati serial ini adalah tentang berbagai benda tak bernyawa secara tiba-tiba hidup, bersuara, bahkan mengambil sikap. Dirk, rekan kerja Bertie di Conde Nest, ayam jantan yang sangat misoginis dan tidak ragu mencuri ide Bertie dalam percakapan santai untuk disampaikan di rapat perusahaan, menghampiri Bertie dan ‘berterimakasih’ karena membiarkan Dirk menyampaikan ide-ide Bertie. Bertie bilang ia ingin meminta promosi kerja pada Holland, bosnya, tetapi ia tidak berani mengatakannya. Dirk malah berkata “Jadi itu alasanmu menggunakan sweter ketat? Pasti Holland akan memberi apapun yang kamu minta.” Saat Bertie merasa cemas dan tidak nyaman dengan kata-kata Dirk, tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak-gerak dari balik sweter Bertie!
Ya! Satu payudara Bertie keluar dari tubuh Bertie dan lantang berbicara: “Tidak boleh lagi! Aku tidak mau terima kata-kata ini lagi! Aku sudah muak! Aku perlu istirahat!” Payudara Bertie lalu pulang ke apartemen Bertie dan menceritakan pengalaman pelecehan seksual tersebut pada Tuca. Tuca menjadi salah satu karyawan temporer di Conde Nest yang bertugas menyediakan makanan dan minuman bagi para staf Conde Nest. Suatu ketika, Tuca menyela rapat perusahaan dengan melompat ke atas meja dan berteriak. Semua peserta rapat tertawa. Tuca bilang bahwa itu adalah tanda ketika setelah tiga menit tak satupun perempuan berbicara dalam rapat. Tuca lalu mempersilakan Bertie menyampaikan idenya. Tak hanya sampai disitu, Bertie pun akhirnya memaki Dirk dan mengatakan bahwa Bertie sama sekali tidak nyaman dengan ucapan Dirk yang tidak pantas.
Tak hanya benda tak bernyawa yang tiba-tiba bisa bicara, Tuca dan Bertie juga dikelilingi oleh orang-orang berkepala tanaman di sekitar apartemennya. Sosok yang membuat serial ini semakin keren sekaligus queer karena menabrak logika. Ada Draca, manusia tumbuhan dengan daun-daun yang berkembang dari leher hingga kepalanya dengan apartemen yang berisi tanaman hias mati dan kura-kura yang berjalan pelan sambil membawa berbagai benda dan perabot apartemen.
Tuca dan Bertie, seperti di salah satu episodenya, menunjukkan persahabatan yang saling melengkapi, seperti yin dan yang. Bertie mengkhawatirkan Tuca yang sulit untuk membangun relasi intim dengan seseorang karena sikap impulsifnya. Belum lagi Tuca selalu bergantung dengan bibinya dalam hal keuangan selama bertahun-tahun dan membikin bibinya dengan mudah menyepelekannya. Tuca menjauh dari Bertie karena kata-katanya yang membuat Tuca bersedih. Sedih karena Bertie terlalu memahami dirinya, sementara Tuca bersikeras menghindari kenyataan itu. Dalam kesendiriannya tanpa Bertie, Tuca menyadari bahwa Bertie adalah teman terbaiknya dan Bertie ingin agar Tuca jadi diri sendiri, mengakui dan menghadapi berbagai kesulitannya.
Dalam Tuca dan Bertie, tak hanya ada sosok laki-laki misoginis seperti Dirk, tapi juga ada Speckle, pacar Bertie yang setia dan selalu mengingatkan bahwa Bertie dapat mengandalkannya sebagai salah satu sistem pendukungnya. Selain itu ada juga Pat dan Meredith, pasangan lesbian tua yang tinggal di rumah kabin yang seluruhnya terbuat dari kayu di Danau Jelly. Meredith adalah mentor berenang Bertie pada masa kemah musim panas saat Bertie masih kecil. Pat dan Meredith adalah orang-orang yang menyemangati Bertie dalam menghadapi peristiwa traumatik di masa kecilnya.
Tuca dan Bertie membuat saya berpikir banyak tentang pergumulan diri perempuan dalam mengenali dan menghadapi berbagai persoalan tentang kesehatan mental dirinya di tengah lingkungan yang masih kerap memandang perempuan sebagai objek. Kondisi ini tentu tak hanya terjadi di Town Bird. Mungkin saya atau Tabumania adalah Tuca atau Bertie dalam kondisi yang berbeda? Gamby, nenek Speckle yang sudah meninggal dunia, tapi belum sempat bertemu dengannya, suatu saat mewujud dalam bentuk kue. Ia bilang: “Saya terjebak diantara dunia hidup dan mati, dan saya ingin kamu memakan saya agar jiwa saya dapat beristirahat!”. Speckle pun memakan kue Gamby. Mereka berbincang-bincang sejenak untuk menumpahkan rasa kangen untuk bercerita. Mungkin itu juga yang saya butuhkan ketika bergumul dengan berbagai persoalan: ingin didengarkan oleh seseorang agar merasa lebih baik.
0 comments on “Persahabatan Feminis Tuca dan Bertie”