“Yang patah tumbuh, yang hilang berganti, yang hancur lebur akan terobati,” Banda Neira.
Mungkin potongan lirik di atas bukan hanya sekedar untaian kata-kata indah. Namun juga hasil dari pengalaman panjang yang harus dilewati setiap tahunnya. Tahun ini sangat terasa cepat, utamanya untuk kita yang tinggal di Indonesia.
Setelah dewasa ini, rasanya tahun ini benar-benar merasakan bagaimana sepanjang tahun dilewati dengan berbagai absurditas kebijakan para elit politik. Sepanjang tahun, rakyat harus dipertontonkan komedi satir kebodohan penyusun kebijakan. Kerap kali, mungkin kita merasa lelah tanpa tahu alasannya, rasanya harus menarik nafas panjang untuk semua dampak yang tidak pernah kita pilih.
Kurang dari dua minggu, tahun 2025 akan habis. Namun terasa berat saat negara masih meragukan bahwa kondisi ekonomi rakyat sangat jatuh. Berbagai tekanan politik untuk kita para proletar yang aktif menyuarakan berbagai keresahan sangat terasa. Rasanya, kita semakin jauh dari diri sendiri, kita semakin teralienasi dari realitas yang ada dan tergerus pada rutinitas yang itu-itu saja.
Untuk para pekerja, akhir tahun mungkin akan jadi momen yang sangat sibuk, banyak buku dan laporan yang harus ditutup. Banyak rekapan setahun belakangan yang harus disusun dengan alasan akan jadi evaluasi kedepannya, kenyataannya hanya jadi pajangan lemari kantor dan usang ditelan waktu yang memburu.
Ditengah carut marut ini, jangan lupa untuk beri jiwa kita asupan dan menyadari bahwa diri kita butuh rehat sejenak. Banyak orang mungkin akan melakukan aktivitas seperti olahraga atau liburan. Namun, banyak juga orang yang senang menemukan dirinya dengan berdiam diri didalam rumah, entah untuk tiduran atau mengerjakan hal-hal yang mereka suka.
Aku bisa berikan beberapa rekomendasi kegiatan yang menarik untuk dilakuin sendiri ataupun sama teman-teman. Kalau kamu suka membaca dan suka dengan isu perempuan, kamu bisa baca beberapa buku berikut:
1. Perempuan Titik Nol, karya Nawal El Saadawi.
Mungkin banyak yang akan merekomendasikan bacaan ini untuk kamu yang tertarik dengan isu-isu perempuan. Terutama terkait praktik sunat perempuan yang kerap kali di temukan dalam beberapa budaya suku di Timur Tengah. Nawal merupakan seorang dokter dan juga psikiater ini menuliskan pengalaman seorang perempuan bernama Firdaus.
Bagiku, tulisan Nawal bagus untuk kamu yang masih awal mengenal isu perempuan dan masih banyak bertanya terkait penindasan perempuan. Bagiku, Nawal sedang menguliti bagaimana buruknya sosial memandang perempuan dengan sangat rendah. Namun, Nawal juga menjadikan tokoh Firdaus sebagai perempuan yang kuat dan selalu mencari cara untuk bebas menjadi dirinya sendiri.
Banyak orang yang aku temui akan berkomentar buku ini terlalu vulgar menggambarkan berbagai kekerasan terhadap perempuan. Namun, bagiku tulisan ini realitas yang ada. Maka buku ini sangat recomended bagi kamu yang ingin melihat bagaimana cara dunia memandang dirimu. Bahkan se-sederhana dari sesuatu yang tidak bisa kamu pilih.
2. Penghancuran Gerakan Perempuan, Politik Seksual di Indonesia Pascakejatuhan PKI, karya Saskia Eleonora Wierenga.
Tepat 10 November 2025, kemarin, merupakan puncak kekecewaan dari rakyat yang menjadi korban 1965-1998. Pengumuman Soeharto menjadi Pahlawan Nasional dan disandingkan dengan korban yang dibunuh oleh pemimpin rezim Orba ini, Marsinah, seorang buruh pabrik arloji.
Belum lagi statement dari menteri kebudayaan yang buta literasi, Fadli Zon menagih bukti berbagai penyiksaan yang dilakukan saat Soeharto berkuasa sungguh melukai para korban.Belum lagi, setelah penyitaan dan pembakaran berbagai buku progresif pada zaman orba banyak anak umur 20-an yang tidak mengetahui berbagai kenyataan pahit yang dialami oleh rakyat saat itu. Ini bukan salah generasinya, tetapi salah negara yang anti kritik dan takut orang pintar. Menurutku, buku ini merupakan salah satu yang harus kamu baca, banyak isu yang diklarifikasi dengan objektif dan dijabarkan berbagai bukti nyata juga kesaksian dari para korban 65, khususnya Gerwani.
Bayangkan, sejak tahun 1984-1998 rakyat dipertontonkan film G-30S PKI yang mempertontonkan Gerwani memotong-motong kelamin para jenderal. Rakyat dipaksa percaya terhadap konspirasi yang dibuat oleh negara. Ditambah nama-nama orang yang dibunuh atau dipenjara tanpa peradilan akibat dituduh terafiliasi oleh PKI dipajang saat pemutaran film tersebut. Atau narasi soal PKI itu tidak beragama dan tidak suka dengan orang beragama. Narasi ini dibuat oleh rezim orba untuk membutakan rakyat akan kenyataan pahit yang harus dirasakan oleh korban yang masih hidup.
Saskia mendatangi para saksi sekaligus korban yang masih hidup dan mantan pengurus Gerwani. Saskia menuliskan banyak kenyataan pahit yang harus diterima korban atas fitnah yang dilakukan oleh negara. Belum lagi, pasca pembantaian tersebut mereka semakin sulit mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup.
Buku ini sangat bagus untuk kamu yang penasaran dan ingin memahami bagaimana sejarah membentuk kebencian yang mendalam pada ideologi tertentu. Bahkan Saskia melampirkan berbagai referensi dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkannya. Asupan ini cocok buat persiapan kita menghadapi berbagai kebijakan absurd dari negara agar lebih kritis melihat situasi politik di Indonesia. Pengalaman-pengalaman korban 65 ini bukan cerita bohong, ini kebenaran yang harus terus digaungkan.
Selanjutnya, selain buku aku juga punya rekomendasi untuk kamu yang suka rebahan sambil nonton di rumah. Bulan Desember ini bisa kita gunakan buat siapin mental kita ya, aku mulai dari rekomendasi pertama:
1. Marlina Si Pembunuh Empat Babak, Mouly Surya.
Film yang digarap pada tahun 2017 ini menampilkan latar belakang Perempuan Sumba, Nusa Tenggara Timur. Mouly mengulik lebih dalam bagaimana patriarki sangat mengakar dan tidak ada pilihan bagi perempuan-perempuan Sumba untuk takut. Mouly banyak mengeksplorasi keberanian perempuan-perempuan Sumba, tak hanya Marlina si tokoh utama pembawa cerita ini, tetapi semua perempuan di dalam film ini di representasikan sebagai perawanan.
Tak hanya itu, Mouly dengan baik menampilkan berbagai adat Sumba dan cara hidup Masyarakat Adat Sumba. Saat menonton walaupun alurnya cukup lambat, tapi Mouly berhasil menghasilkan alur yang tidak membosankan. Ditambah, alam Sumba yang sangat indah dan bahkan cara berpakaian, merias dan memilih senjata pembunuhannya sangat merepresentasikan kehidupan masyarakat adat Sumba.
Bahkan dialognya juga dipikirkan secara matang, aksen para pemain pas dan tidak dilebih-lebihkan sebagaimana kebanyakan film berunsur kesukuan. Walaupun akan banyak adegan sadis, namun lumuran darahnya sama sekali tidak berlebihan. Semuanya pas dan sangat dipikirkan secara matang.
Mouly juga menampilkan realita soal buruknya negara memandang kasus kekerasan seksual utamanya di daerah tertinggal. Marlina sebagai tokoh utama juga digambarkan sebagai perempuan dari Sumba yang punya keinginan tegas dan memiliki kesadaran tak bisa bertumpu pada orang lain, dia harus kuat untuk memperjuangkan hidupnya.
Tontonan ini bagiku seperti mengembalikan semangat perjuangan dan kembali membangkitkan kesadaran untuk bebas dari segala penindasan. Film ini ditutup dengan sangat epik, Marlina memilih pergi dengan motor para perampok yang hampir memperkosanya. Ia bahkan membebaskan diri dari berbagai kenangan kepahitan atas meninggalnya suaminya dan diawetkan (Marapu) yang berada dalam rumahnya.
2. Red Envelope.
Rilis sejak tahun 2024, film ini membawa isu yang sebenarnya sangat mainstream,tapi digambarkan dengan sangat baik. Film Thailand dengan genre komedi ini mengangkat isu diskriminasi terhadap LGBTIQ. Film ini mengadopsi dari Film Taiwan berjudul Marry My Dead Body, namun terdapat beberapa perbedaan pada tokoh utama.
Red Envelope dibintangi oleh Billkin dan PP Krit yang merupakan artis kawakan Boys Love. Film ini menyoroti budaya chinese yang percaya arwah seseorang tidak dapat tenang dikarenakan masih banyak urusan yang belum selesai. PP Krit yang memerankan Titi meninggal dunia setelah ditabrak lari, padahal dirinya ingin menikah dengan pacarnya.
Namun, Titi menghantui neneknya dan tidak dapat bereinkarnasi. Setelahnya, Xue Shi atau pemuka agamanya mengusulkan untuk menikahkan Titi dengan jodoh pilihan dewa. Sebelumnya, nenek Titi harus mengambil rambut dan kukunya, lalu dimasukkan ke dalam sebuah amplop merah.
Setelahnya, amplop tersebut ditaruh dimanapun dan dibiarkan menemui jodohnya. Sayangnya, amplop tersebut jatuh di tangan seorang diskriminatif, polisi dan heteroseksual. Berbagai situasi mengharuskan mereka menemukan penyebab kematian Titi yang sekalinya terhubung dengan Kartel besar Thailand.
Film ini cocok dan menghibur untuk kamu di akhir tahun yang suka menonton drama komedi dan penuh makna. Akhirnya sangat memuaskan dan penemuan jati diri seorang yang sangat patriarki menemukan dirinya sendiri.
Selain film, untuk kamu yang doyan di rumah dan masa kecilnya suka main game konsol. Sepanjang menuju akhir tahun ini, aku rekomendasiin beberapa game yang dijamin tidak membuat kamu bosan.
1. Farmville 3.
Kalau kamu pernah merawat perkebunan di Hayday, game ini juga kurang lebih punya karakteristik yang sama. Kamu sebagai petani online ini digambarkan sebagai tokoh perempuan bernama Merrie Merryweather. Dia merupakan si pelopor pertanian yang akan memberikan berbagai petunjuk juga mengarahkanmu untuk menghasilkan sesuatu dan dijual.
Berbeda dengan film, game yang aku rekomendasikan membutuhkan usaha dengan meluangkan waktu untuk mengurusnya. Tak hanya waktu mengurus, tetapi juga waktu menunggu yang panjang. Karena kamu harus menunggu setiap mesin menghasilkan produk-produknya.
Sebenarnya, game ini memiliki berbagai versi. Namun untuk android versi ini yang terbaik. Banyak yang di improve di game ini dari versi sebelumnya, berbagai jenis produk dan hewan yang tidak diduga seperti Burung Merak atau Kuda. Grafis 3D yang sangat menarik dan colourfull, tapi tidak membuat mata jadi lelah saat menatap layar. Jangan lupa, ini juga bisa dimainkan di iOS dan Android.
2. Ludo.
Permainan klasik ini sebenarnya cukup lawas, tapi game board ini sangat tidak membosankan. Kamu dapat bermain dengan keluarga atau teman-teman terdekatmu. Paling seru jika kamu harus mengembalikan bidak pemain lainnya ke base. Terlebih dalam versi apps-nya kamu dapat bermain hingga 8 orang.
Permainan ini sangat direkomendasikan untuk mendekatkan diri dengan orang lain. Tak hanya dapat dimainkan di satu tempat, permainan ini juga dapat dilakukan bersama secara online. Jika kita berteman satu sama lain di apps tersebut, kita dapat membuat permainan kelompok dengan kenalan dan memakai perangkat masing-masing.
Game ini dapat mengisi harimu dan kawanmu lebih seru lagi. Permainan ini juga bisa dilakukan saat perayaan natal dan tahun baru nantinya. Bermain bersama orang terdekat dapat membuatmu menyiapkan energi untuk menghadapi 2026.
Rekomendasi ini semoga dapat membantu Tabumania untuk lebih semangat menjalani kehidupan yang akan lebih sulit kedepannya. Kesulitan-kesulitan dan berbagai penindasan di dunia ini akan bisa dilewati jika keadaan jiwa kita bahagia. Sehingga kita mampu menentukan tujuan bersama dan gerak bersama.
Artikel ditulis oleh Nawal, seorang Jurnalis dan penulis yang aktif bergerak di isu-isu perempuan juga keberagaman gender. Aktif terlibat dalam perjuangan rakyat dan menyuarakan ketertindasan. Baginya menulis juga merupakan cara berlawan, membangun kesadaran kolektif merupakan perjuangan yang tidak mudah. Maka jangan berhenti untuk membaca, diskusi, menulis dan mengorganisir kekuatan rakyat.

0 comments on “Rezim Terus Berganti, Semua Yang Patah, Hancur Lebur Harus Diobati”