Buka Layar

Hai Nak!, Pengingat untuk Memeluk Diri

Judul: Hai Nak!
Penulis: Reda Gaudiamo
Penerbit: Shira Media
Cetakan: Pertama, 2023
Tebal: 132 halaman

Buku ini adalah sebuah pengingat dari Reda untuk pembacanya dengan gaya khas Reda mengenai beberapa hal-hal mendasar yang terlihat kecil dan remeh dalam kehidupan tetapi seringkali sangat mudah untuk terlupakan. Reda menulis “Aku berharap sesibuk apa pun kamu, tetaplah punya waktu untuk diri sendiri. Aku berharap seramai apa pun hari-harimu, tetaplah punya saat untuk duduk tenang, dan bicara dengan hatimu.” Selalu diawali dengan sapaan Hei Nak, Reda berbincang dengan para pembaca layaknya orang dewasa. Anehnya dan justru menariknya, dalam puisi-puisi ini Reda menghampiri dan terasa dekat seperti rekan sejawat yang sangat mengenal dan tahu persis isi hati para pembacanya dengan menyebutkan istilah-istilah keren anak muda sekarang. Istilah-istilah seperti TikTok, Netflix, Bungee Jumping, toxic, followers dan menyebut penyanyi atau artis yang sedang digandrungi seperti Harry Styles, Kendall Jenner, Cara Delevingne, Gigi Hadid.

Tidak hanya disuruh jadi pembaca, oleh Reda tiba-tiba kita juga dianjurkan untuk menulis sesuatu yang kadang cukup konyol tetapi justru memunculkan renungan contohnya adalah satu pertanyaan simpel ini “Hei Nak, ada teman yang asik, ada teman yang ngeselin. Nah kalau kamu sendiri, kamu ini teman yang seperti apa sih?”. Kalimat tersebut hanya satu diantara banyaknya ajakan Reda untuk beraktivitas seperti menulis atau sekedar mencoret tinta. Candaan khas Reda yang juga selalu berhasil membuat senyum terbit di tengah-tengah linangan air mata karena susunan huruf yang ada dalam bait puisi khusus yang terkadang bisa memakan waktu lebih lama untuk dibaca dan diresapi. Penulis akan mengambil satu contoh pada bait “Ini aneh sih: kamu kan tahu dirimu lebih baik dari siapa pun ya, tapi kamu langsung rontok begitu dengar omongan orang yang nggak kenal kamu sama sekali, yang nggak sedetik pun pernah jadi kamu.” Dalam tulisan ini, penulis menemukan keunikan dari beberapa bait puisi yang ditulis berulang secara sengaja oleh Reda sebagai salah satu cara Reda untuk menekankan lagi pesan-pesan yang ada di dalamnya. Contohnya penulis temukan pada bait “Hai nak, sekali lagi: jangan pikirkan mereka yang bikin hatimu luka. Fokus saja sama yang cinta banget sama kamu. Jumlahnya banyak banget. Nggak keliatan saja (karena kamu sibuk ngurusin orang yang toksik itu). Coba lihat di sekeliling kamu. Salah satunya sih aku.”

Pesan-pesan cukup menohok juga Reda bincangkan dari hal kecil seperti malas mandi “Mandi itu memang nggak harus. Tapi kalau sudah lebih dari tiga hari kamu nggak mandi ya kebangetan sih.” Atau masalah yang cukup menjadi momok seperti berbincang mengenai quarter life challenge pada salah satu baitnya Reda berkata“Hei Nak, Harry Styles bilang, Age is just a number, maturity is choice. Menjadi dewasa bukan dengan lebatnya kumis atau jenggot di dagu, bukan ukuran bra tertentu, bukan galak sama yang lemah, bukan berani mabuk atau nge-drugs…. Bukan itu semua.” Atau penyakit yang mewabah para millenial dan gen-z yaitu overthinking, Reda berbincang “Langkah kakimu kan mengarah ke depan, ya? Ngapain nengok ke belakang? Fokuslah ke depan. Tujuanmu ada di depan sana. Yang di belakang itu sudah lama lewat, dan tidak akan memberi pengaruh apa pun pada hari ini dan besok.” Juga pada bait selanjutnya “Hidup ini pendek, jadi jangan habiskan untuk hal-hal yang nggak guna. Salah satunya overthinking. Have fun, Nak. Bersenang-senanglah. Nikmati hidup.”

Bahasa Reda asyik dan mudah dipahami tanpa harus ditemani dengan kamus atau internet. Kelebihan dari cetakan buku yang diterbitkan oleh Shira Media tahun 2023 ini salah satunya dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi hitam putih sederhana tetapi sudah cukup mewakili bait demi bait yang ada dalam puisi itu sendiri. Di beberapa halaman diselipkan interaksi-interaksi unik di mana pembacanya dipaksa untuk ikut bermain dengan memberi tanda centang atau melingkari suatu kata apakah kita pernah naksir tetangga sebelah, punya pengalaman ikut paskibraka, pernah berkelahi sampai tonjok-tonjokan, atau sekedar sudah pernah menyaksikan matahari terbit. Sedangkan kekurangan dari cetakan ini yaitu terdapat beberapa salah ketik pada kata yang dapat ditemukan di beberapa halaman.

Sebagai penutup penulis beropini bahwa tulisan ini sebagai sebuah sarana berbincang dengan diri sendiri karena pada akhirnya semua bermula dan berakhir dari dalam diri sendiri seperti yang ada di lembar awal kita diajak berdialog sederhana dengan bertanya “Apa kabarmu? Sedang sibuk apakah?” Sedikit spoiler lagi dari penulis mengenai tulisan hangat dari Reda dalam buku kumpulan puisi berjudul Hei Nak “Aku tahu, aku telah menyebutkan ini berulang kali , mengingatkanmu lagi dan lagi, tapi akan kukatakan lagi disini: jagalah selalu gembira di hatimu, nak. Selalu” Terakhir, tulisan ini juga memperbincangkan bagaimana cara memperlakukan diri sendiri yang baik dan benar versi Reda, dengan tips and trik menghadapi rasa takut, insekyur, kesehatan, keluarga, teman-teman, dan hal-hal lain yang dirasa oleh penulis lebih baik untuk dibaca dan dirasakan sendiri oleh pecinta puisi.

Artikel ini ditulis oleh Dian Chairun Nisa

Portal pengetahuan dan layanan tentang seksualitas berbasis queer dan feminisme. Qbukatabu diinisiasi oleh 3 queer di Indonesia di bulan Maret 2017. Harapannya, Qbukatabu bisa menjadi sumber rujukan pengetahuan praktis dan layanan konseling yang ramah berbasis queer dan feminisme; dan dinikmati semua orang dan secara khusus perempuan, transgender, interseks, dan identitas non-biner lainnya.

0 comments on “Hai Nak!, Pengingat untuk Memeluk Diri

Leave a comment