Buka Perspektif

Memaknai Femininitas dan Maskulinitas

Tabumania, kita pasti pernah mendengar kata feminin dan maskulin. Dua kata ini seringkali dihubungkan dengan ciri-ciri, sifat dan karakter dari gender tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maskulin diartikan sebagai bersifat jantan atau jenis laki-laki sementara feminin diartikan sebagai bersifat kewanitaan, mengenai atau menyerupai wanita.  Dalam kehidupan sehari-hari, makna tersebut juga kita jumpai,  bahkan menjadi cara untuk menjelaskan diri kita sendiri. Misalnya, orangtua  cenderung memberikan baju warna pink bagi anak perempuan sementara anak laki-laki diberikan baju warna biru. Hal ini karena pink memiliki makna feminin yang lebih cocok dilekatkan pada perempuan dan warna biru memiliki makna maskulin sehingga ia dilekatkan pada laki-laki. Berbagai peran, pekerjaan, aktivitas, sifat bahkan benda juga seringkali dihubungkan dengan femininitas dan maskulinitas. Motor besar, rokok, panjat tebing, logis, kuat, kepala keluarga adalah hal-hal yang maskulin. Sementara alat kosmetik, mudah menangis, sekretaris, merawat, lemah lembut disebut sebagai hal-hal yang feminin.

Apakah makna feminin memang selalu berkaitan dengan perempuan dan maskulin dengan laki-laki? Darimana dan bagaimana kita mempelajari hal-hal tersebut? Apakah seseorang tidak bisa memiliki kualitas feminin dan maskulin secara berbarengan? Apa yang terjadi jika kita terus memelihara pemahaman yang selama ini berkembang tentang femininitas dan maskulinitas? Di edisi kali ini, Tabumania akan diajak untuk memaknai bagaimana feminin dan maskulin memiliki kaitan yang erat dengan konteks wilayah dimana kita tinggal, berbagai mitos dan fakta yang beredar tentang feminin dan maskulin serta bagaimana femininitas dan maskulinitas menjadi cara untuk menjelaskan diri kita sendiri.

 

Yulia Dwi Andriyanti, biasa dipanggil Edith. Salah satu penggagas Qbukatabu dan berperan sebagai Editor in Chief. Memiliki minat yang besar di topik feminisme, queer, gerakan sosial, keimanan, memori dan emosi kolektif, sosiologi, filsafat dan hak asasi manusia. Pecinta serial Fruitbasket, Little Prince, suka menyanyi, nonton film dan pertunjukan, bisa sedikit main gitar dan ukulele. Ingin terus menulis, termasuk di blog sendiri: queerinlife.blogspot.com

5 comments on “Memaknai Femininitas dan Maskulinitas

  1. Rumi Isfahani

    Apakah qbukatabu terbuka hati dan pemikiran untuk menerima sumbangan tulisan or opini dari luar Tim yang meski tidak sewarna, tapi tetap indah dan harmoni ???

    Like

  2. Pingback: Kampanye 16 HAKTP: Kekerasan Berbasis Gender sebagai Produk Budaya Patriarki – Another Day

  3. Yusi putri

    Saya jg ingin menjadi penulis yg fokus mengawal isu2 ke perempuanan dan sosial .. Bolehsaya share tulisan saya disini jg?

    Like

Leave a comment