Tabumania, kita pasti pernah mendengar kata feminin dan maskulin. Dua kata ini seringkali dihubungkan dengan ciri-ciri, sifat dan karakter dari gender tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maskulin diartikan sebagai bersifat jantan atau jenis laki-laki sementara feminin diartikan sebagai bersifat kewanitaan, mengenai atau menyerupai wanita. Dalam kehidupan sehari-hari, makna tersebut juga kita jumpai, bahkan menjadi cara untuk menjelaskan diri kita sendiri. Misalnya, orangtua cenderung memberikan baju warna pink bagi anak perempuan sementara anak laki-laki diberikan baju warna biru. Hal ini karena pink memiliki makna feminin yang lebih cocok dilekatkan pada perempuan dan warna biru memiliki makna maskulin sehingga ia dilekatkan pada laki-laki. Berbagai peran, pekerjaan, aktivitas, sifat bahkan benda juga seringkali dihubungkan dengan femininitas dan maskulinitas. Motor besar, rokok, panjat tebing, logis, kuat, kepala keluarga adalah hal-hal yang maskulin. Sementara alat kosmetik, mudah menangis, sekretaris, merawat, lemah lembut disebut sebagai hal-hal yang feminin.
Apakah makna feminin memang selalu berkaitan dengan perempuan dan maskulin dengan laki-laki? Darimana dan bagaimana kita mempelajari hal-hal tersebut? Apakah seseorang tidak bisa memiliki kualitas feminin dan maskulin secara berbarengan? Apa yang terjadi jika kita terus memelihara pemahaman yang selama ini berkembang tentang femininitas dan maskulinitas? Di edisi kali ini, Tabumania akan diajak untuk memaknai bagaimana feminin dan maskulin memiliki kaitan yang erat dengan konteks wilayah dimana kita tinggal, berbagai mitos dan fakta yang beredar tentang feminin dan maskulin serta bagaimana femininitas dan maskulinitas menjadi cara untuk menjelaskan diri kita sendiri.
Apakah qbukatabu terbuka hati dan pemikiran untuk menerima sumbangan tulisan or opini dari luar Tim yang meski tidak sewarna, tapi tetap indah dan harmoni ???
LikeLike
Halo 🙂 Qbukatabu sangat terbuka untuk menerima tulisan atau konten kreatif lainnya, boleh dikirimkan materinya ke e-mail qbukatabu@gmail.com. Nanti akan direspon oleh Tim Redaksi sambil menjelaskan proses selanjutnya. Ditunggu 🙂
LikeLike
Pingback: Kampanye 16 HAKTP: Kekerasan Berbasis Gender sebagai Produk Budaya Patriarki – Another Day
Saya jg ingin menjadi penulis yg fokus mengawal isu2 ke perempuanan dan sosial .. Bolehsaya share tulisan saya disini jg?
LikeLike
Halo Yusi, jika kamu berminat untuk menulis di Qbukatabu.org silahkan kirimkan ketertarikan melalui email ke qbukatabu@gmail.com
LikeLike